Mediakompasnews.Com – Rokan Hulu – Pada tanggal 15 Agustus 2024 berlokasi di SMA Negeri 1 kabun telah dilaksanakan acara sosialisasi mengenai budidaya ikan lele dalam ember dan biopori oleh mahasiswa kukerta Universitas Riau 2024 Desa Kabun.
Acara ini berhasil diimplementasikan pada siswa siswi SMA kelas 12. Acara ini diawali dengan presentasi dari perwakilan mahasiswa kukerta Universitas Riau Desa Kabun 2024 yaitu Icha Binuri. Siswa siswi SMA ini menjadi sasaran empuk untuk sosialisasi budidaya ikan lele dalam ember karena diharapkan mereka dapat menjadikan budidaya ikan lele dalam ember ini sebagai peluang bisnis setelah menyelesaikan sekolah ataupun membuat bisnis sampingan.
Tahapan dari budidaya ikan lele ini terbilang cukup mudah, murah, dan efisien yaitu :
1. Pengisian Air dan Penempatan Ember
Letakkan ember di tempat yang teduh dan aman dari sinar matahari langsung. Isi ember dengan air bersih hingga 60-70% dari kapasitas ember. Pastikan air memiliki pH netral (sekitar 7), yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele.
2. Penebaran Bibit
Setelah air siap, tebarkan bibit ikan lele ke dalam ember. Idealnya, satu ember berukuran 80 liter bisa menampung sekitar 10-15 ekor ikan lele. Namun, sesuaikan jumlahnya dengan ukuran ember dan sistem pengelolaan air.
3. Pemberian Pakan
Berikan pakan secara rutin 2-3 kali sehari. Pemberian pakan yang berlebihan dapat mencemari air, sehingga penting untuk memberikan pakan secukupnya sesuai kebutuhan ikan.
4. Perawatan Air
Perhatikan kualitas air secara berkala. Gantilah air sebanyak 20-30% setiap minggu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ikan. Jika ada aerator, Anda bisa mengurangi frekuensi pergantian air, tetapi tetap pantau kadar oksigen.
Ikan lele dapat dipanen setelah 2,5 hingga 3 bulan sejak penebaran bibit. Ukuran ikan lele yang siap panen biasanya sekitar 200-300 gram per ekor. Untuk memanen, cukup angkat ikan menggunakan jaring dan pindahkan ke wadah lain.
Adapun selanjutnya Bintang Pranando sebagai pemateri biopori melakukan sosialisasi mengenai biopori. Biopori merupakan lubang resapan air berbentuk silindris dengan diameter kecil, terbukti efektif dalam meningkatkan penyerapan air hujan ke dalam tanah. Teknologi sederhana ini tidak hanya membantu mengurangi genangan air, tetapi juga mengolah sampah organik menjadi kompos, yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah.
“Biopori merupakan teknologi sederhana yang bisa kita lakukan di mana saja, termasuk di sekolah. Ini adalah salah satu cara kita untuk menjaga lingkungan dan mencegah banjir, terutama di daerah ramai pemukiman yang rentan terhadap genangan air,” ujar narasumber.
Dengan adanya sosialisasi budidaya ikan lele dalam ember dan biopori ini, diharapkan siswa-siswa di SMA Negeri 1 Kabun dapat menjadikan hal ini sebagai peluang bisnis dan menjadi agen perubahan yang peduli terhadap lingkungan serta berkontribusi nyata dalam menjaga kelestarian alam.
(Samiono)