Mediakompasnews.Com – Kab.Lebak -Dibangunnya proyek “Sanimas” di desa asem menjadi polemik, karena banyaknya korban yang diduga dirugikan oleh pelaksana proyek Atim Afandi. Beberapa pihak yang di pekerjakan sebagai buruh tenaga salah satunya.
Ma’mun dan anim adalah termasuk korban yang ke sekian setelah bos material, “Uun dan Hendriana bos bajaringan dan yang lainnya.
Pada Senin sore 13/03/2023 sekira pukul 17:00 wib, ma’mun datangi ketua kkpmp markas daerah kabupaten Lebak Hadi SH dengan maksud meminta bantuannya agar dapat memfasilitasi pihaknya untuk meminta hak atas tenaganya yang belum dibayar hingga hari ini, oleh saudara Atim Afandi selaku pelaksana proyek “Sanimas”, yang menggunakan anggaran tahun 2022 yang di alokasikan untuk pembuatan (WC) untuk kepentingan masyarakat desa asem kecamatan Cibadak kabupaten Lebak Banten.
Adapun jumlah (WC) yang di bangun sebanyak 50 titik diberbagai tempat di wilayah desa asem. Ma’mun dan anim pihaknya mengaku telah dirugikan tenaganya karena sudah menggali sebanyak 7 (tujuh) lubang septitank dengan kedalaman 2 (dua) meter persegi, yang belum dibayar oleh Atim Afandi.
Ma’mun sampaikan keluh kesahnya pada media yang didampingi ketua ormas KKPMP kabupaten Lebak.
“Saya bersama anim menggali sebanyak 7 lubang septitank, namun sampai sekarang saya belum dibayar kalau masalah berapa kerugian saya sama anim, saya tidak tau persis karena saya tidak dijanjikan berapa-berapanya bayaran saya per lubang atau berapa gaji hariannya. Saya juga bingung baru ketemu pemborong yang tidak mau memberitahukan itung-itungan gaji kerja saya, tapi karena saya orang butuh, ya kerja aja, dan saya dijanjikan akan dibayar setelah pekerjaan selesai, tapi saya merasa dibohongi karena tidak dibayar. makanya kalau saya ditanya berapa kerugian saya saya tidak tau yang jelas saya gali 1 (satu) lubang berdua dengan anim menghabiskan waktu 4 (empat) hari, tinggal di kali 7 (ujuh) aja, ujar Ma’mun.
Saya berharap pihak pelaksana proyek kasihan sama saya sebagai pekerja kuli yang hidupnya pas-pasan lah, pokoknya saya akan tempuh hal saya karena tau sendiri kan kerjaan kaya gitu kan Cape’ pungkasnya.
Hal serupa juga dibenarkan oleh Hadi SH, sebagai ketua ormas” saya mengharap agar pihak terkait bertanggungjawab atas perbuatannya.
Dalam hal ini sudah sepantasnya sebagai kepala desa setempat seharusnya memfasilitasi masyarakatnya untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini, karena persoalan ini sudah bukan rahasia lagi, dan hampir semua masyarakat tau permasalahan yang menyangkut banyak pihak.
Ujar Hadi SH.
(Suryadi)