Mediakompasnews.Com – Banyuwangi Jawa Timur – Di balik tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi, sebuah harapan baru tumbuh. Melalui program pelatihan produksi tempe, Lapas ini tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga membuka jalan bagi warga binaan untuk menjadi produsen tempe yang andal dan berkontribusi pada ekonomi lokal. Ini adalah investasi cerdas dalam pemberdayaan yang mengubah paradigma pemasyarakatan.
Program ini dirancang dengan menggandeng pengusaha tempe lokal yang berpengalaman, memastikan warga binaan mendapatkan transfer pengetahuan yang komprehensif. Pelatihan mencakup semua aspek produksi tempe, mulai dari memilih bahan baku berkualitas hingga menguasai teknik fermentasi modern. Tujuannya adalah membekali peserta dengan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Kami melihat program ini lebih dari sekadar pelatihan. Ini adalah investasi dalam diri warga binaan, memberikan mereka alat untuk membangun kembali kehidupan dan berkontribusi positif kepada masyarakat,” kata Kalapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa.
Inisiatif ini melengkapi berbagai program pembinaan di Lapas Banyuwangi, seperti pelatihan membatik, konveksi, dan kerajinan tangan. Semua program ini dirancang untuk memberikan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar, sehingga warga binaan dapat membangun masa depan yang lebih baik dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi bangsa.
“Kami ingin menciptakan siklus positif, di mana keterampilan dari dalam Lapas dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di luar.” ujar Wayan
Saat ini, warga binaan telah mampu memproduksi sekitar 20 kilogram tempe per hari. Hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Lapas, terutama sebagai bahan baku dalam program pembinaan produksi gorengan. Ini tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga menciptakan model ekonomi sirkular di dalam Lapas.
Program produksi tempe ini sejalan dengan agenda nasional untuk memperkuat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan memberikan keterampilan kewirausahaan kepada warga binaan, Lapas Banyuwangi turut berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi lokal.
“Kami berharap program ini menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia,” tambah Wayan. “Dengan pendekatan inovatif dan berorientasi pada hasil, kita dapat mengubah cara kita membina dan memberdayakan warga binaan.” tandas Wayan
(MSP)