Mediakompasnews.Com – Sumenep – Benar Kata Pepatah Mulutmu Harimaumu, hal ini yang terjadi kepada kepala desa Aeng Panas. Kecamatan Pragaan. Kabupaten Sumenep. Jawa timur. Hal tersebut menuai kontroversi yang luar biasa sehingga karena perkataan dirinyalah, perdebatan, demo dan aksi aksi lain terjadi karena vulgarnya dalam penyampaian yang menjadi tantangan terbesarnya secara eskalasi isu yang sudah beredar
Selanjutnya hate speech, yang menyebabkan percikan ujaran ujaran panas yang mengarah kepada Kades aeng panas yang sudah menyampaikan perkataan secara berulang ulang kata kata yang membuat Namanya Naik Podium. Bahkan bahasa konyol yang terlontar dari kepala Desa tersebut Viral sampai ke luar Jawa Hingga Kutai kartanegara kalimantan timur.
Santri Jebolan Pondok Pesantren Lirboyo mojoroto kediri Rasyid Nadyin yang saat ini aktif sebagai Aktivis Pemerhati Kebijakan Publik, Mengapresiasi dan Mengacungkan Jempol Terhadap Kesetiaan dan keberaniannya yang dilakukan oleh Kades Aeng Panas Kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Menurut Rasyid, politik identitas adalah kegiatan politik yang berdasarkan identitas individu baik dari etnis, ras, suku, hingga agama. Dampak dari politik identitas juga cukup serius karena bisa menyerang golongan tertentu yang menimbulkan diskriminasi hingga radikalisasi.
Bisa saja yang dilakukan kepala Desa Aeng panas tersebut adalah Disinformasi palsu yang sengaja dibuat untuk disebarkan untuk menipu, bagian dari misinformasi yang mungkin juga tidak disengaja
Kades aeng Panas yang sangat Setia kepada PDIP tersebut seakan tidak ada beban waktu menyampaikan kepada orang orangnya sekaligus warganya (Nanti jika ditemukan hasilnya tidak merah. Maka akan dimerahkan) secara aturan dalam berkampanye untuk mencari suara yang banyak untuk memenangkan idolanya. Tentunya bukan rahasia umum lagi, namun hal itu membuat suatu labirin
Rasyid menyampaikan dengan tersenyum karena banyaknya yang membully Kades Aeng Panas yang sudah membuat Namanya naik podium Viral di Beberapa,bmedia hingga kabar yang Norak tersebut sampai Ke Kutai Kartanegara kalimantan timur. Karena salah satu temanya melihat rekaman Visual yang sudah beredar dan menjadi bahan perbincangan di kota kota besar. Kalo tidak merah akan saya merahkan
Hal tersebut menurut Rasyid sah sah saja cuman karena dari semangat dan rasa kecintaan dan kesetian Kepada PDIP hingga lepas Kontrol seperti Mobil yang mengalami Rem Blong, “wajarlah kurangnya pengalaman berbahasa hingga mempengaruhi penyampaiannya yang tidak terkonsep sebelumnya” kata Rasyid .
“Tapi hal seperti itu kita tidak perlu mengucilkan dan menyepelekan apa yang menjadi suatu kesalahan yang sudah dialami kades aeng panas, karena kita hidup di negara hukum yang harus menjaga kerukunan antar sesama. Beda partai biasa, beda pilihan itu wajar, tergantung kita menilainya ke arah mana.” Jelas Rasyid
Sebelum berita ini tayang kepala desa aeng panas tidak ada ditempat saat mau dikonfirmasi. (ASMONI PGL)