Sabtu, Mei 17, 2025
  • REDAKSI
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Lowongan Kerja
Media Kompas News
  • Beranda
  • Berita Utama
  • Daerah
  • TNI/POLRI
  • Nasional
  • Hukrim
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Politik
  • Login
No Result
View All Result
Media Kompas News
Home Berita Utama

Guru Besar Antropologi FISIP UI: Korea Menggeser Hegemoni Barat lewat K-Pop dan Drakor, Indonesia Perlu Kebijakan Kebudayaan

by Redaksimkn
Juli 4, 2022
in Berita Utama, Pendidikan
0
Guru Besar Antropologi FISIP UI: Korea Menggeser Hegemoni Barat lewat K-Pop dan Drakor, Indonesia Perlu Kebijakan Kebudayaan
0
SHARES
0
VIEWS

Mediakompasnews.com – Jakarta, – Budaya pop Korea mengentak dunia secara masif dan menakjubkan. Utamanya melalui kanal musik K-Pop dan film K-Drama. Rupanya, menurut Guru Besar Antropologi FISIP UI, Prof. Semiarto Aji Purwanto, dunia pendidikan dan pemerintahan Korea adalah lembaga yang paling bertanggungjawab atas raihan positif ini. Menurut dia, tanpa sokongan kedua institusi itu industri seni dan kebudayaan Korea saat ini tidak akan bisa menggeser hegemoni Barat.

Hal tersebut terungkap dalam Talkshow Bung Karno Series yang tayang perdana di kanal Youtube BKN PDI Perjuangan, yang dikutip awak media ini, Senin (03/07/2022) yang dipandu host Mirza Ahmad dan Olivia Prastiti.

Related posts

Bawa Stick Golf Untuk Tawuran, Sekelompok Remaja di Amankan Polisi

Bawa Stick Golf Untuk Tawuran, Sekelompok Remaja di Amankan Polisi

Mei 16, 2025
Kadis Kominfo Nurhayati: Rangkaian Hari Jadi Ke-424 Kabupaten Tegal, Go Unlimited!

Kadis Kominfo Nurhayati: Rangkaian Hari Jadi Ke-424 Kabupaten Tegal, Go Unlimited!

Mei 16, 2025

Menurut Aji, pandangan yang terlalu konservatif terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia harus diantisipasi. Sebab, bangsa kita sudah teruji waktu untuk mengelola keragaman sosial budaya. “Ini adalah pandangan pesimis dan penuh ketakutan, yang seperti ini bukan Bung Karno. Selain Presiden Pertama dan Proklamator, dia adalah pemikir kebudayaan yang unggul. Kita ingat dia memperkenalkan keroncong. Memang asli Indonesia tetapi instrumennya itu Portugis, Eropa. Tetapi notasinya tidak dibuat seperti Eropa tapi masuk ke langgam dari Jawa. Nah, taste-nya Indonesia,” ungkapnya.

Baca Juga :  Jalani Rangkaian Simulasi, Polsek Batuceper Kawal Pemilu

“Tarian Maluku, itu kebudayaan barat masuk ke sana, tapi diberi taste Indonesia, menjadi Lenso. Kebudayaan adalah proses kreatif, jika dia unggul maka berubah dari nilai budaya menjadi nilai komoditas,” imbuh Aji.

Pria yang kini diamanahi Dekan FISIP UI itu menyatakan, Korea dengan sengaja melakukan berbagai cara agar secara sistemik dan masif mampu menggeser dominasi kebudayaan barat. Oleh karena itu, mereka menggunakan Universitas-universitas terkemuka milik mereka sebagai ujung tombak.

“Dalam level negara, kita perlu strategi kebudayaan yang dirumuskan dengan baik. Korea dengan sengaja menggunakan budaya sebagai ujung tombak untuk mentransformasikan masyarakat mereka, dari yang awalnya industrial biasa menjadi industri terkemuka dan itu dimulai dari memasarkan produk budayanya sambil memperkuat etos kerja yang sesuai industri: bekerja keras, kreatif dan bertanggungjawab. Jadi proses itu jangan dilupakan. Kita butuh kebijakan kebudayaan. Secara sengaja kemudian Korea memberikan penghargaan kepada siapapun yang bersifat kreatif. Berani beda. Dimulai dari apresiasi terhadap anak-anak dalam proses penciptaan seni, negara berperan penting di dunia pendidikan. Ini menemukan kepercayaan diri,” jelasnya.

Baca Juga :  Sat Narkoba Polres Indramayu Gelar Sosialisasi Bahaya Narkoba di Sekolah

“Korea hadir itu untuk memutus hegemoni barat. Kita bisa menggemari itu semua (KPop dan KDrama) karena relate (mengaitkan). Dan justru dengan sinetron-sinetron Indonesia, kita tidak relate. Tentu selain faktor di kita, industri besar mereka menyediakan riset. Dunia industri itu akan terbantu dengan universitas yang melakukan riset. Pastinya, mereka menemukan ahli untuk ini mau dipasarkan ke mana. Indonesia adalah pasarnya ya. Apa sih yang kemudian menjadi ‘kegemaran apa, konteksnya seperti apa’ ini pasti dipelajari. Komentar adalah bagian yang sangat dipelajari, itu adalah feedback. Haters gunanya di situ,” terangnya lagi.

Baca Juga :  Diduga Limbah PKS PT Era Sawita Kembali Cemari Sungai Muara Kuku Kepenuhan.

Meski begitu, menurut dia Indonesia tak perlu khawatir dengan adanya strategi kebudayaan ala Korea ini. Sebab, dalam kebudayaan, ia selalu bersifat resiprokal.

“Ada interaksi, bukan suatu budaya masuk terus kita terima habis-habisan, di sini mengalami lokalisir, tanpa itu semua sulit terima dikonteks lokal. Tidak ada namanya masuk 100 persen. Selalu ada yang namanya pertukaran budaya,” ungkapnya.

Dunia, kata Aji, sedang mengerucut dalam satu kebudayaan global akibat arus perkembangan teknologi informasi yang cepat. Dengan adanya itu, kita sekarang makin personalized (dipersonalisasi), semakin individual. “Nilai-nilai kita perlu kita refresh. Generasi sekarang sangat terbuka. Ini berkas sekaligus challenge (tantangan). Mereka terbuka terhadap siapa pun dan apa pun. Kita kosmopolitan, tetapi Didi Kempot, Happy Asmara, Nella Kharisma, Via Vallen membuat kita tetap Indonesian. Ini adalah kolaborasi instrumen barat dan cita rasa lokal,” tandasnya.

(Erwin).

Previous Post

Kejati Kalbar Raih Juara 1 Kategori Perwakilan Antar Kejaksaan Tinggi dan Duel Plat Eksekutif Tingkat Pamen

Next Post

Korem 071/Wijayakusuma Gelar Upacara Bendera Awal Bulan Juli 2022

Next Post
Korem 071/Wijayakusuma Gelar Upacara Bendera Awal Bulan Juli 2022

Korem 071/Wijayakusuma Gelar Upacara Bendera Awal Bulan Juli 2022

POPULAR NEWS

  • Banyak Kejanggalan Saat Rekonstruksi,Ini Tanggapan Keluarga Korban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berkas Kasus Percobaan Pembunuhan YKR Di Tolak Jaksa 4 Kali, Penyidik Lakukan Rekonstruksi Ulang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Markus Dodo Mengaku Kepala Suku Kekoro Nadida Memalsukan Dokumen Demi Merampas Tanah Milik Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kereen!!! SMAN 2 Bantul, Akan Gelar Panen Karya Projek#3 P5 di Sepanjang Jl. Maliboro.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Brigjen TNI (Purn) H. Abdul Rahman Made, S.IP., M.S.I Maju Sebagai Caleg DPR-RI dari Partai PAN Dapil SULTRA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

PAKAIAN ADAT MBAY – OLEH NENEK M.YUSUP

Media Kompas News

© 2023 Mediakompasnews.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Lowongan Kerja

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita Utama
  • Daerah
  • TNI/POLRI
  • Nasional
  • Hukrim
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Politik

© 2023 Mediakompasnews.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In