Mediakompasnews.com – Lebak – Ungkap Adit Bahwa Kami dari GBB akan Melakukan Aksi Kembali dalam Rangka Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Banten dengan Jumlah Masa Yang Lebih Banyak dan Saya Sendiri Yang Akan Pimpin Aksi Tersebut Lanjut Adit
Aksi Massa Pada Tanggal 02 Desember nanti sebagai bentuk lanjutkan Aksi Kami ini merupakan suatu reaksi Serius dari Kami dari berbagai Problematik yang terjadi dalam Tubuh Bank Banten. Mulai dari Bank Banten Merugi pasca disuntik 1.85 T oleh Dana APBD, Manajemen Bank Banten yang lebih mementingkan Dana Operasional dan pasilitas kredit yang tidak mengedepan SOP sehingga mengakibatkan kerugian Kredit Macet di bank Banten 450 Miliar harus ditindak lanjuti oleh kejaksaan Agung
Karena dalam pengelolaan menjaemen bank Banten yang kurang baik membuat 6 KCK diluar Banten terpaksa di tutup karena rugi rugi dan rugi . Tutup Adit
Ungkap Arwan Selalu Ketua GBB
Hingga yang terparah ialah Kasus Kredit Piktif 50 Miliar yang terjadi adalah Kasus kedua kalinya pasca ditetapkan Satyavadin Djojosubroto sebagai Terpidana Kasus Kredit Macet Bank Banten.
bahwa kegiatan Aksi yang dilakukan di Depan Bank Banten sebagai informasi kepada Publik bahwa Bank Banten tidak baik baik saja banyak kasus yang membuat Bank Banten milik daerah terhambat perkembangannya.(19/11/2022)
“Ini bagian dari upaya pemberian Informasi kepada publik, saya meyakini betul sebagian masyarakat Banten tak mengetahui soal Bank Banten karena tidak langsung bersentuhan dengan ‘Perut’ rakyat, namun ada Dana hasil Iuran dalam bentuk Pajak yang disepakati Legislatif untuk disuntik kepada Bank Banten dengan tujuan agar Bank Banten bisa Sehat dan Normal serta mampu memberikan Kontribusi bagi Masyarakat Banten. Namun faktanya uang tersebut tidak membuat Bank Banten Normal dan Tangguh namun Semakin Merugi.” papar Arwan yang juga Presidium Gerakan Banten Berseru.
Sementara itu, Imdad memandang bahwa Gerakkan Banten Berseru wajib turun dan siap Adi data soal kerugian negara dan Neraca Laba Rugi sehingga mengakibatkan Bank Banten terpuruk.
Imdad, Ketua Forum Pemerhati Peduli Banten (FP2B) menambahkan & berseloroh, bahwa “Kita bisa melihat Harga Saham Bank Banten Per Lembar per hari ini, 16 November 2022, merosot secara terus menerus, hanya dihargai Rp.50 per lembarnya, yang berarti harga 1 lot (500 lembar Saham) berdasarkan ketentuan BEI hanya Rp. 5000 (Lima Ribu Rupiah), dari sebelumnya sejak Bank Banten berdiri, Emiten dengan kode “BEKS” di Bursa Efek Indonesia, seharga Rp.185. Oleh karena itu, Bank Banten harus bisa mengeluarkan jurus baru untuk keluar dari betahnya kerugian-kerugian yang ada, secara Bruto sudah oke untuk tahun 2022 Aksi Korporasi yang dilakukan oleh Bank Banten, namun tidak sebanding dengan BPOP Biaya Operasionslnya, sehingga pada akhirnya tetap mengalami kerugian di tahun yang sama 2022 ini ”
Beberapa Pihak mengajak GBB untuk melakukan upaya Negosiasi dan bertemu dengan pihak Bank Banten untuk berdiskusi berbagai hal namun GBB menolak karena tidak miliki Visi untuk berdialog murni untuk mendapatkan dukungan publik dan mendukung KEJATI dalam pernyataan di media nya soal Minta Dukungan dari Masyarakat.
“Saya menolak untuk berdiskusi karena pada prinsipnya diskusi sudah sring dilakukan namun tidak pernah menghasilkan berbagai Solusi untuk menyehatkan Bank Banten.” pungkas Arwan yang juga sebagai Ketua Kamp Banten. (Red)