Media Kompas News.Com – Mekkah_Arab Saudi – saat ini sedang memasuki musim panas dengan suhu di atas 40 derajat Celsius.
Meski puncak musim panas jatuh pada Juli-Agustus 2023, namun kondisi Arab Saudi saat ini, khususnya Mekkah dan Madinah, terbilang terik dengan mencapai 47 derajat celcius.
Jemaah Haji dari Kota Tebing Tinggi Suhartoyo Sulur yang juga Karom 8 Kloter 4 Sumatera Utara ketika di hubungi Wartawan Media Kompas via pesan wa,Jumat(9/6-2023) malam mengakui teriknya cuaca di Kota Mekkah saat ini.
“Kami harus banyak minum, kalau tidak mulut kering dan bisa dehidrasi. Kami juga membatasi diri untuk tidak terlalu sering beribadah di Masjidil Haram terutama siang hari. Kami upayakan ke Haram saat subuh dan magrib hingga isya”, sebut Suhartoyo Sulur.
Menurut Petugas Kesehatan Kloter 04 Sumatera Utara dr. Aida yang juga dokter Puskesmas Sri Padang Kota Tebingtinggi , mengatasi akibat dari cuaca ekstrem tersebut, pihaknya telah mengimbau jemaah haji untuk banyak mengkonsumsi minum air putih, pakai pelembab seluruh tubuh, pakai masker, pakai sepatu/sandal, semprot wajah, pakaian tertutup seluruh tubuh, kacamata hitam dan memakai penutup kepala.
Dr. Aida juga menganjurkan agar jemaah istirahat yang cukup dan makan tepat waktu serta banyak menkonsumsi makanan bergizi.
“Kami menghimbau jemaah terutama yang lansia jangan memaksakan diri terlalu sering keluar hotel disaat menunggu hari tasrekh. Aturlah waktu untuk beribadah di Masjidil Haram”, ucap Aida enuh harap.
Ketua Kloter 4 Sumatera Utara Safaruddin juga mengimbau jemaahnya untuk dapat menahan diri dalam hal pelaksanaan ibadah, karena cuaca sangat ekstrem.
Kabid Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, M Imran, mengatakan, cuaca panas Arab Saudi karakternya beda dengan Indonesia.
“Di Indonesia paling panas 33-35 derajat celsius dengan kelembaban di atas 60 persen.
Sementara di Arab Saudi kelembabannya kering, di bawah 50 persen,” ujar Imran.
Tingkat kelembaban ini, menurutnya, membuat jamaah haji tidak berkeringat meski panas menyengat.
Padahal, keringat itu mekanisme untuk pertahanan tubuh melawan panas, dengan membuat permukaan kulit menjadi lebih dingin.
Dampak cuaca panas ini terhadap kesehatan, sambung Imran ada tiga penyakit yang bisa mengiringi.
Pertama, infeksi saluran pernapasan atau ISPA ditandai dengan batuk.
Kedua, dehidrasi, kondisi ini cukup serius sebab cuaca kering ini membuat orang yang beraktivitas di luar ruangan tidak gampang haus karena lambatnya penguapan.
“Di Arab Saudi penguapan lambat jadi tidak gampang haus, Karena itu jamaah haji harus minum 200 mililiter per jam.
Namun tidak diminum sekaligus, melainkan minum 1-2 teguk tiap berapa menit,” ucap dia.(eddi gultom).
Sumber Suhartoyo Jamaah Haji Asal Kota Tebingtinggi Sumut.