Mediakompasnews.Com – Purworejo – Kambing ras Etawa Kaligesing yang beralamatkan di Padepokkan Gori Dampyak, Desa Pandanrejo, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah mengundang perhatian para wisatawan.Senin (4/8/2022).
Desa Pandanrejo merupakan desa wisata rintisan juara 2 tingkat nasional tahun 2021, yang mana desa tersebut mempunyai dua tempat wisata alami yaitu wisata Gunung Gajah dan wisata Gunung Sebutrong.
Disamping dua tempat wisata tersebut masyarakatnya mayoritas beternak kambing peranakan etawa ras Kaligesing (PE). Adapun penduduk desa Pandanrejo berjumlah 1.100 jiwa dan jumlah kambing yang dimiliki para peternak hampir 5.000 ekor kambing. Sedangkan Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif Bapak Sandi Aga Uno yang pernah berkunjung di desa wisata Pandanrejo bula Oktober 2021 lslu menjuluki sebagai Nuzelen van Java, karena jumlah kambing yang dimiliki warga peternak lebih banya dibanding dengan jumlah penduduknya.
Sehingga para wisatawan juga bisa melihat keunikan yang ada pada kambing etawa ras Kaligesing.
Para pengunjung pun bisa melihat langsung kambing kebanggaannya yang sudah masuk diperlombaan tingkat nasional, sehingga para wisatawan disamping sambil berlibur melihat keindahan alam Pandanrejo juga bisa melihat bagaimana warga cara memelihara ternak kambing ras etawa Kaligsing serta bisa bermain-main langsunh dengan anak kambing, ngasih susu melalui dot, ada yang menimang-nimanh dan bisa selvi bersama.
Yang menarik perhatian para pengunjung ada tulisan pada papan kayu yang terletak di dekat kandang kambing Etawa ras Kaligesing ini mengundang perhatian para wisatawan. Kalimat yang tertulis adalah “Susumu Masa Depanku”. Makna dari kalimat tersebut adalah merupakan masa depan peternak, karena susu kambing yang diperah bisa dikumsumsi untuk kesehatan, dan para pengunjungpun bisa diajari cara memerah dan mengkumsumsi hadil susu yang segar.
Suyanto, adalah pemilik kambing etawa Kaligesing saat dikonfirmasi media ini “bahwa kambingnya sudah meraih juara satu di tingkat nasional tahun 2018/2019 mendapatka tropi dan uang pembinaan.”
(Dwi Kusworo)