mediakompasnews.com – Kota Kupang – Tak banyak yang tahu bahwa dibalik penampilannya yang sederhana, Yani, seorang Mahasiswi Pendidikan Profesi Guru dari Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur, adalah sosok yang sangat luar biasa(9/2/2023)
Dara manis asal Goru, sebuah daerah kecil di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ini, memiliki tekat dan semangat yang patut diapresiasi.
Keinginannya untuk menempatkan Pendidikan sebagai sebuah kebutuhan bagi masyarakat NTT, khususnya di daerah pelosok yang masih belum menganggap pendidikan sebagai hal yang penting bagi anak-anak mereka.
Hal ini disampaikan langsung oleh Yani kepada Arifin tim media, kamis 9 Pebruari 2023, saat dalam perjalanan menuju kampusnya yang ada di kawasan Lasiana, Kota Kupang NTT.
Saat ditanya kenapa memutuskan untuk melanjutkan pendidikan sebagai seorang calon guru, Yani tersenyum dan menjelaskan bahwa dirinya terinspirasi dari mantan guru sekolahnya dulu, Yani masih ingat betul, betapa gurunya saat itu tetap sabar dan membimbingnya di sekolah walaupun dirinya saat itu bukan sebagai seorang murid yang pintar, malah sebaliknya saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar waktu itu dia tergolong murid yang bandel dan nakal.
” Saya terinspirasi oleh guru saya waktu dulu masih kecil, saat itu ketika masih SD saya termasuk anak yang bandel dan nakal, tapi guru saya tetap sabar, tetap membimbing dan mengarahkan saya dengan cara yang sangat sabar, makanya sejak saat itu saya langsung bertekat jika besar nanti saya harus menjadi seorang guru ” jelas Yani.
Masih menurut Yani, dirinya terkadang merasa Nuraninya berontak manakala mendapatkan kenyataan masyarakat di kampungnya yang masih beranggapan bahwa pendidikan atau sekolah itu belum dianggap penting.
” Saya amati masih banyak para orang tua, apalagi di daerah pelosok masih beranggapan bahwa pendidikan itu tidak terlalu penting bagi anak mereka, karena masih mereka masih beranggapan bahwa buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya juga akan jadi petani, apalagi bagi para perempuan, toh akhirnya mereka kelak menikah lalu punya anak dan urus suami serta rumah tangga, jadi saya ingin merubah pola pikir mereka selama ini, bahwa pendidikan itu bukan sekedar untuk mendapatkan ijazah saja, tapi pendidikan itu perlu untuk menjadi bekal dalam menjalani hidup dalam kehidupan ” tegasnya.
Saat disinggung soal apakah profesi sebagai guru itu menjanjikan, Yani tampak terdiam lalu menjawab bahwa menjadi guru saat ini bukanlah sebuah profesi yang menjanjikan, karena menurutnya masih banyak ditemui seorang guru kewalahan untuk sekedar memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
” Kita masih sering jumpai ada guru yang penghasilannya masih belum cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, lalu mereka mencari sampingan demi untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut, hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan para guru harus diperhatikan, ingat bahwa karena guru lalu bisa lahir Polisi, Tentara, Dokter, Hakim, Jaksa dan juga para pejabat, mereka bisa pintar karena jasa dari seorang guru, yang telah memberikan ilmu bagi mereka, membentuk karakter dan kepribadian mereka di sekolah, nah ini semua harus menjadi perhatian Pemerintah ” tambah Yani.
Yani berharap agar ketika kesejahteraan para guru ini sudah terpenuhi dengan baik, maka mereka akan jauh lebih fokus dalam mengajar para muridnya, sehingga Pendidikan dan kualitas SDM masyarakat NTT ini tidak lagi dipandang sebelah mata oleh daerah-daerah lain di Indonesia.(Arifin)