Mediakompasnews.Com – Banyuwangi Jawa Timur – Rumah kreatif Damar Art mempersembahkan kesenian tradisional using di Istana Negara pada HUT ke-80 RI, membawa semangat budaya lokal ke jantung pemerintahan Indonesia. Di tengah kemegahan perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Satu penampilan dari ujung timur Pulau Jawa berhasil mencuri perhatian di Istana Negara. Rumah Kreatif Damar Art, kelompok seni tradisional asal Banyuwangi, tampil memukau dengan membawakan karya-karya musik khas Using yang menggambarkan keindahan alam, semangat persatuan, dan kekuatan budaya lokal.
Berangkat Dusun Curah Pacul RT RW 001 004 Desa Tambakrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwan Damar Art hadir dengan formasi lengkap 31 musisi dan 4 sinden. Mereka membawakan tiga komposisi utama Panorama Banyuwangi, Nusantara Wangi dan Sang Dayun yang masing-masing memiliki makna mendalam tentang identitas dan semangat masyarakat Banyuwangi. Latihan intensif selama sepekan dilakukan demi memastikan setiap nada dan gerak tampil sempurna di hadapan para tamu kenegaraan.
Penampilan mereka bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan sebuah pernyataan: bahwa budaya daerah memiliki tempat yang layak di panggung nasional. Musik yang mereka mainkan bukan hanya menghibur, tetapi juga menyentuh, membangkitkan rasa bangga akan kekayaan tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia.
Ketua sekaligus pendiri Damar Art, Achzana Ilhamy S.Sn, tak bisa menyembunyikan rasa haru dan bangganya. “Tampil di Istana Negara akan menjadi pengalaman yang tidak pernah terlupakan. Kami bisa memperkenalkan budaya Banyuwangi dengan musik yang kami tampilkan,” ujarnya, Sabtu (23/08/2025).
Penampilan di Istana Negara menjadi simbol bahwa seni tradisional bukanlah milik masa lalu, melainkan bagian dari masa depan bangsa. Dan Banyuwangi, dengan segala kekayaan budayanya, telah menunjukkan bahwa daerah bisa menjadi pusat kreativitas, inspirasi, dan kebanggaan Indonesia.
Lebih dari sekadar pencapaian pribadi, Ilhamy melihat momen ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan seni tradisional Banyuwangi. “Saya merasa bersyukur dapat memberikan pengalaman berharga untuk anak-anak didik saya. Semoga ini menjadi pacuan untuk lebih semangat lagi dalam belajar tentang seni musik tradisi Banyuwangi,” tambahnya.
Apresiasi juga datang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, yang menyebut penampilan Damar Art sebagai bukti bahwa seni tradisional tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan mampu bersaing di tingkat nasional. Dukungan terhadap regenerasi seniman muda terus digalakkan melalui festival, pendidikan seni, dan pembinaan komunitas kreatif.
Langkah kecil dari Banyuwangi ini telah menghasilkan gaung besar di panggung nasional. Damar Art tidak hanya membawa musik, tetapi juga membawa pesan: bahwa seni tradisi adalah kekuatan, bukan kenangan. Di tengah arus modernisasi, mereka membuktikan bahwa warisan budaya bisa tampil elegan, relevan, dan membanggakan.
(MSP)

































