Mediakompasnwes.Com – Manggarai,NTT – Anak petani asal Manggarai Stefanus Tarsi,kini menjadi seorang jurnalis yang saat ini berkarya di wilayah Pegunungan Papua Tengah.
Stefanus Tarsi atau yang akrab di panggil Tarsi lahir di kampung Weleng Desa Nampar Tabang Kecamatan Lamba Leda Utara Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur .
Dia berasal dari keluarga sederhana di sebuah pedesaan tepatnya di Desa Nampar Tabang yang jauh dari perkotaan dan hiruk pikuk kemewahan.
Ayah dan Ibunya yang bernama Adrianus Harjon (Almarhum) dan Teresia Desia merupakan seorang petani sederhana di daerah tersebut.
Semasa kecil,Tarsi sering kali bermain di hutan dan di kebun,dan sebagaimana anak-anak di masa itu,Tarsi terbiasa bekerja keras dan membantu orang tuanya mencari uang sejak dini.Diapun terbiasa hidup dengan penuh perjuangan.
Pada usia tujuh tahun, Tarsi telah memasuki masa Sekolah Dasar (SD),sebab di desanya saat itu tidak memiliki taman kanak-kanak atau pendidikan anak usia dini.
Saat memasuki Sekolah Dasar (SD),Tarsi bersekolah di SDK Weleng Desa Nampar Tabang.Setelah lulus dari Sekolah Dasar,Tarsi di usia tiga belas tahun melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama ( SMP) Negeri 2 Lamba Leda.
Kemudian, setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP),Tarsi di usia Enam Belas Tahun kembali merintis pendidikannya di Sekolah Menengah Atas ( SMA) St.Klaus Kuwus Ruteng.
Setelah merintis pendidikannya dari tingkat SD hingga SMA di Kabupaten Manggarai tanah kelahirannya,Tarsi dengan modal keberaniannya pergi merantau ke ujung Timur wilayah Indonesia yaitu di Papua Pegunungan Tengah tepatnya di Wamena Kabupaten Jayawijaya.
Di sinilah ia mengenal kehidupan perkotaan dan hidup sendiri, jauh dari orang tuannya.
Saat berada di tanah rantau,dia tidak berhenti untuk mencari berbagai pekerjaan.Tarsi masih harus bekerja keras mengingat Ibunya hanyalah seorang petani dan Ayahnya sudah menjadi Almarhum meninggal di tahun 2008 saat dirinya duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas ( SMA)
Saat pergi merantau,dia tidak serta – merta melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi karena kondisi ekonomi ibunya yang sangat sulit pada saat itu.
Tarsi memulainya dengan bekerja di sebuah Cafe ternama di Wamena yaitu Cafe Baliem Pilamo. Selama bekerja di Cafe Baliem Pilamo,Tarsi sedikit demi sedikit mengumpulkan uang dari hasil gajinya terlepas untuk membantu kehidupan ibunya di kampung.
Tarsi melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tahun 2011.Dia kemudian lulus di tahun 2016.
Di tanah rantaulah tepatnya di Wamena, Tarsi mulai merintis kehidupannya,berbagai macam pekerjaan ia sudah rasakan,hingga saat ini ia menjadi seorang jurnalis yang berkarya di Wilayah Papua Pegunungan Tengah.
(Florianus Fendi)