Mediakompasnews.Com – Banyuwangi – Jawa Timur – Di tengah derasnya arus globalisasi dan derasnya tantangan sosial, Kabupaten Banyuwangi memilih untuk tidak diam. Dalam rangkaian peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Banyuwangi berkolaborasi dengan seniman Sama Sisi yang dalam agenda pameran lukisan tingkat nasional di Galeri Ujung Timur ketapang Banyuwangi. Membangun ketahanan sosial melalui edukasi, kolaborasi, dan empati.
Ketua panitia pameran lukisan Semerbak Mewangi Riyanto menegaskan bahwa narkotika bukan hanya ancaman biologis, tetapi juga ancaman ideologis yang merusak nilai, melemahkan karakter, dan menggerogoti masa depan bangsa secara sistemik.
“Kami tidak sedang melawan zat kimia semata. Kami sedang melawan narasi destruktif yang menjadikan narkoba sebagai pelarian. Dan satu-satunya cara untuk menang adalah dengan membangun narasi tandingan: narasi harapan,” ujarnya Minggu 29/06/2025
Data dari BNN di Banyuwangi menunjukkan bahwa hingga awal 2025, terdapat 495 narapidana kasus narkotika di Lapas Banyuwangi, dengan 141 di antaranya adalah residivis. Selain itu, pemetaan kawasan rawan menunjukkan 17 desa masuk kategori siaga, 129 desa waspada, dan hanya 71 desa yang tergolong aman. Ini bukan sekadar angka ini adalah peta luka sosial yang harus disembuhkan bersama.
Kepala BNNK Banyuwangi, Kombes Pol Faisol Wahyudi, S.I.K., menekankan bahwa pendekatan represif harus dilengkapi dengan strategi demand reduction yang berbasis komunitas dan budaya lokal.
“Kami percaya bahwa edukasi yang kontekstual, berbasis nilai-nilai lokal, jauh lebih efektif dalam membangun daya tahan masyarakat. Banyuwangi punya modal budaya yang luar biasa dan itu harus kita manfaatkan,” jelasnya.
Lebih lanjut Kombes Pol Faisol Wahyudi S.I.K menambahkan,”
Dalam semangat itu, kampanye HANI 2025 tidak hanya berlangsung di ruang formal, tetapi juga menyentuh ruang-ruang sosial sekolah, balai desa, komunitas pemuda, hingga forum keagamaan. Di sana, masyarakat diajak berdialog, bukan dihakimi. Diberdayakan, bukan ditakuti,” imbuhnya
Kegiatan seperti lomba orasi pelajar, pelatihan kader anti-narkoba desa, hingga produksi konten edukatif berbasis budaya lokal menjadi bagian dari strategi menyeluruh. Bahkan, beberapa sekolah di Banyuwangi mulai mengintegrasikan edukasi narkotika ke dalam kurikulum muatan lokal, dengan pendekatan yang lebih humanis dan partisipatif.
Peringatan HANI 2025 mengusung tema nasional “Memutus Rantai Peredaran Gelap Narkoba melalui Pencegahan, Rehabilitasi, dan Pemberantasan Menuju Indonesia Emas 2045” Di Banyuwangi, tema ini diterjemahkan menjadi gerakan akar rumput yang nyata karena generasi emas tidak lahir dari slogan, tetapi dari tindakan kolektif yang konsisten.
( PWMOI Banyuwangi )