Mediakompasnews.Com – Banyuwangi – Jawa Timur. Ruang Tunggu Kendaraan (RTK) di desa Ketapang Banyuwangi, yang menjadi fasilitas penting bagi para sopir logistik, kini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Jalan akses yang rusak, ditambah minimnya lampu penerangan, yang membuat ini fasilitas ruang tunggu kendaraan ini dikategorikan belum layak dan memerlukan perhatian serius dari pihak terkait.
Ketua Asosiasi Sopir Logistik Indonesia (ASLI) sekaligus Ketua DPC APTRINDO Banyuwangi, Slamet Barokah, menyerukan tindakan cepat. “Kondisi ini sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Kami berharap PT Pelindo dan BUMDes segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki fasilitas ini. Ruang tunggu harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para sopir logistik,” tegasnya, Jumat (14/03/2025).
Masalah utama yang dihadapi RTK Ketapang adalah kerusakan jalan yang menghambat akses masuk dan kondisi ruang tunggu yang minim fasilitas. Selain membahayakan keselamatan, keadaan ini juga berdampak negatif pada efisiensi operasional logistik. Sebagai salah satu pusat kegiatan logistik di Banyuwangi, RTK memegang peran vital, dan kondisi saat ini jelas tidak mendukung produktivitas.
Pembina DPP LPKSM Patroli, Selamet Solichin, turut menyoroti situasi ini dan menyatakan perlunya pendekatan terpadu untuk mencari solusi jangka panjang. “Evaluasi menyeluruh sangat diperlukan. Kita tidak hanya berbicara tentang memperbaiki jalan atau menambah fasilitas, tetapi juga memastikan keberlanjutan pengelolaan RTK yang lebih baik di masa depan,” ujarnya.
Selamet Solichin memberikan beberapa saran dan langkah strategis untuk mengatasi persoalan ini antara lain :
1. Perbaikan Infrastruktur Jalan dan Fasilitas: Jalan akses menuju RTK perlu segera diperbaiki, diikuti dengan renovasi ruang tunggu agar lebih nyaman dan aman.
2. Peningkatan Penerangan : Penambahan lampu penerangan di area RTK untuk meningkatkan keamanan, khususnya pada malam hari.
3. Koordinasi Lintas Sektor : Melibatkan PT Pelindo, BUMDes, dan pemerintah daerah dalam penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan proyek perbaikan.
4. Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat : Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga fasilitas umum agar tetap berfungsi optimal.
Slamet Barokah ketua ASLI yang juga ketua DPC Aptrindo Banyuwangi menambahkan “Kita tidak hanya membutuhkan solusi cepat, tetapi juga keberlanjutan dan nyata. Kami ingin RTK Ketapang menjadi contoh baik dalam pengelolaan fasilitas logistik di Indonesia,” imbuhnya.
Dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak terkait, RTK Ketapang memiliki potensi besar untuk menjadi fasilitas logistik unggulan. Perbaikan infrastruktur dan peningkatan pelayanan diharapkan tidak hanya memberikan kenyamanan bagi para sopir logistik, tetapi juga mendukung perekonomian daerah secara keseluruhan.
“Kami optimis RTK Ketapang dapat menjadi salah satu model fasilitas logistik terbaik di Indonesia. Yang dibutuhkan saat ini adalah tindakan nyata, bukan hanya wacana,” pungkas Selamet Solichin.
(MSP)