Mediakompasnews.Com – Jakarta – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo dipercaya menjadi Penasihat event Garuda International Cup II (GIC II), turnamen sepakbola internasional yang mempertandingkan dua kelompok usia yakni U-12 dan U-17. Mengusung tagline ‘The Season Is Coming, Lets Have Fun’, GIC II akan diselenggarakan pada 29 Juni hingga 3 Juli 2022 di ASIOP Training Ground Sentul. Sebagai lanjutan dari event sejenis yang sukses diselenggarakan pada tahun 2015 lalu di Bandung.
“Sebanyak 32 tim sepakbola yang berasal dari lima negara yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina, akan bertanding dalam GIC II. Melalui event ini, para pesepakbola muda tidak hanya bisa mengasah skill individu maupun kekompakan tim, melainkan juga mengasah kemampuan mental bertanding dalam menghadapi tim dari negara lain. Melalui event ini, diharapkan bisa melahirkan banyak pesepakbola hebat yang tidak hanya meramaikan turnamen, melainkan juga bisa memperkuat Tim Nasional Sepakbola Indonesia,” ujar Bamsoet usai menerima Panitia Penyelenggara Garuda International Cup II, di Jakarta, Kamis (16/6/22).
Panitia Penyelenggara Garuda International Cup II yang hadir antara lain, Ade Wellington, Ade Prima Syarif, Seno Hadi, dan Yusuf Kurniawan.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, khusus untuk tim dari Indonesia yang akan ikut serta, tidak hanya berasal dari Jabodetabek saja. Melainkan juga dari berbagai daerah lainnya seperti tim ASIFA Malang, dan Safin Pati.
“Event ini juga menjadi titik balik bangkit kembalinya turnamen olahraga sepakbola yang sempat vakum akibat pandemi Covid-19. Melepaskan dahaga para pesepakbola muda yang sudah lama tidak merumput, menikmati aroma kompetisi untuk mengasah kemampuan mereka,” jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini menerangkan, sepakbola modern tidak lepas dari aspek bisnis, entertainment dan sosial. Karenanya, melalui GIC II diharapkan juga bisa mencerahkan masa depan olahraga sepakbola di Indonesia agar semakin maju dan modern. Menjadikan olahraga bukan hanya sebagai kebanggaan nasional, melainkan juga sebagai industri yang bisa memberikan multiplier effect economy yang besar bagi masyarakat.
“Tidak ada salahnya Indonesia mencontoh negara Swiss. Dengan menjadikan olahraga sebagai industri, bisa memberikan pemasukan bagi pendapatan negaranya mencapai 22,8 miliar dolar per tahun. Menyerap 2,4 persen dari seluruh pasar tenaga kerja, dan menciptakan sekitar 11.000 lapangan kerja baru dalam kurun waktu 12 tahun,” pungkas Bamsoet.
(Ahmad Hidayat)