Mediakompasnews.Com – SUMBAR – Untuk mengangkat kehidupan orang miskin baik dikota,maupun di nagari(desa) agar bisa hidup lebih sejahtra sulit terwujud. Sebab para oknum pengelola Bansos di kecamatan dan Nagari bekerja dinilai tidak mengenak sasaran sebagai mana yang diharapkan oleh Pemerintah Republik Indonedia.
Orang yang benar hidupnya miskin ditinggalkan, sementara orang pemilik rumah gedung didata sebagai orang miskin. Sehingga orang orang yang memang susah di Kec.Dua Koto banyak yang mengeluh.
Hal itu diketahui setelah awak media mengadakan survey keberbagai kejorongan(dusun) bersama Edi dari Cabang organisasi Pemuda Pancamarga Marga(PPM) Kab.Pasaman,Adirman Tanjung media Satya Bhakti Online, Ali Asman dan Arlan keduanya ( Lidik Bhayangkara) bahwa di temukan rumah rumah gedung yang pemiliknya hidup lumayan,tetapi dilebel dengan lebel warga miskin. Menurut siyogianya apabila rumah sudah dilebel dengan lebel keluarga miskin sudah barang tentu yang bersangkutan akan memperoleh berbagai bantuan dari dana Bansos.
Namun hanya di jorong Purnama Kenagarian Cubadak Barat yang tidak ada ditemukan rumah gedung di lebel sebagai keluarga miskin. Sebab jorong Purnama yang dipimpin Yelka Efendi tidak mau memutar balikkan fakta.
Warga yang senang hidupnya rumahnya tidak dilebel keluarga miskin,tetapi yang hidupnya susah baru dilebel dengan lebel keluarga miskin. Yelka ketika ditanya siapa yang melebel itu…..? Yelka mengatakan kerjasama antara jorong dengan petugas Bansos,kata Yelka.
Pendamping PKH Kec.Dua Koto Yodi dan Rio yang diampingi Camat Dua Koto Budhi Wahyu Satria,Selasa(14/2-2023) ketika ditanyakan siapa yang memasang lebel rumah rumah gedung sebagai warga miskin….? Keduanya tertawa dan senyum mengatakan tidak tau. Namun saat ditanyakan siapa yang mendata orang yang hidupnya mampu itu dibuat sebagai warga miskin…? Yodi dan Rio mengatakan data data itu ada yang dikirim dari Dinas Sosial kabupaten,kata mereka. Sehingga membuat awak media merasa keanehan.
Cukup aneh keterangan kedua petugas pendamping PKH Kec.Dua Koto itu,kok bisa tidak mengetahui siapa yang memasang lebel warga miskin dirumah gedung tersebut, Yodi dan Rio mengatakan tidak tau dengan alasan bukan dibidang mereka. Padahal Yodi memakai baju yang bertuliskan kemensos. Begitu juga Rio sebagai petugas pendamping PKH. Sehingga timbul menilaian wartawan bahwa kegiatan yang berkaitan dengan Bansos di Kec.Dua Koto seperti yang ditutup tutupi( tidak transparan). Ketika nomor hp petugas pendataan terhadap wargapun ketika diminta wartawan untuk komfirmasi, keduanya tidak mau memberikannya dengan alasan tidak tau.
Bagai mana dengan warga yang benar benar miskin banyak sekali yang tidak mendapatkan berbagai bantuan Bansos. Pantauan Wartawan rumah rumah gedung yang berlebel warga miskin itu ditemukan di Jorong Sentosa,Kenagarian Cubadak Tengah,Jorong setia Andilan,Kenagarian Simpang Tonang Selatan, Jorong Pembangunan,Kenagarian Cubadak Barat dan ada lagi di kejorongan kejorongan lain.
Pada kesempatan tersebut Camat Dua Koto Budhi Wahyu Satria mengatakan,bahwa bagi duksanak, sanak famili, keponakkan kita yang membutuhkan tentang Bansos tersebut, nanti adalah tanggungjawab nagari untuk bermusyawarah. Jadi selagi pak Gultom,kata Camat yakni mengatakan kepada Mediakompasnews.Com selagi masih tinggal di Silang Empat silakan nanti musyawarah bersama Wali Nagari agar hal ini bisa dituntaskan,kata Budhi.( Eddi Gultom )