Mediakompasnews.com – Makkah – Puluhan ribu jemaah calon haji Indonesia terkapar di padang Muzdalifa dari hari Selasa (27/6) pukul 22.00 WAS hingga Rabu Siang (28/6) pukul 12.00 WAS.
Menurut Suhartoyo Sulur Jemaah Haji asal Kota Tebing Tinggi, keberadaan jemaah haji di Muzdalifah adalah rangkaian dari rukun ibadah haji yaitu mengambil batu untuk melempar jumrah ke Mina.
“Kedatangan jemaah haji diawali dari Wukuf di Padang Arafah yang sebelumnya bermalam ditenda,”ujar Suhartoyo.Selepas sholat isya, seluruh jemaah secara bergelombang diantar dengan Bus menuju Muzdalifah sampai pukul 24.00 WAS.
Setelah memperoleh batu, jemaah melepas lelah dengan tiduran beralaskan ambal yang telah disediakan panitia haji Arab Saudi.
Menjelang tengah malam, masing masing Ketua Kloter dan perangkatnya memberitahu jemaah untuk bersiap siap berangkat ke Mina.
Mulai pukul 22.00 WAS, jemaah yang datang terlebih dahulu diminta untuk menuju pintu pemberangkatan ke Mina.Dari sinilah awal amburadulnya sistem pemberangkatan jemaah ke Mina.Jemaah yg sudah berbaris dijalur pintu keluar hampir dua jam berdiri menunggu bus tapi belum ada juga bus yang datang, sedang selebihnya banyak jemaah terkapar bertiduran diambal yang ada dilapangan.
Pukul 00.00 was datang satu bus, seterusnya kedatangan bus untuk mengangkut jemaah ke mina makin tak beraturan waktunya, hingga sampai subuh baru sedikit jemaah yang terangkut ke Mina.Petugas transportasi bus Arab Saudi seperti nya bekerja atas maunya sendiri tanpa mau berkoordinasi dengan Ketua Kloter dalam yang tahu persis kondisi jemaah dilapangan.Usai subuh hingga terbit matahari puluhan ribu jemaah terkapar kelaparan serta kepanasan dilapangan tanpa ada panitia haji, baik dari arab Saudi maupun Indonesia yang berada dilapangan.
Hingga lewat waktu zuhur hari Rabu (28/6), masih banyak jemaah haji yang belum terangkat dan tanpa ada pemberian sarapan atau makan siang.Akibat tidak profesionalnya panitia haji Indonesia dan Arab Saudi serta tersendatnya komunikasi kedua belah pihak, menyebabkan puluhan ribu jemaah Indonesia terlantar dan kelaparan, padahal banyak jemaah lansia.
Puluhan jemaah yang dihubungi menyebutkan, sangat kecewa dengan pelayanan haji tahun ini yang jauh dari rasa nyaman apalagi jika di kaitkan dengan slogan pemerintah yang menyebutkan tahun haji 2023, haji ramah dan peduli lansia.
Jemaah haji mengharapkan agar DPR melakukan evaluasi mendalam atas terjadinya insiden terlantar dan kelaparan puluhan ribu jemaah haji Indonesia di Muzdalifah.
Selain itu, beberapa kali terjadi jemaah haji tidak mendapatkan jatah makan akibat seringnya jam makan dipergunakan maktab memindahkan jemaah, seperti dari hotel ke arafah dan dari muzdalifah ke mina.
Puluhan ribu jemaah Indonesia mengharapkan adanya investigasi DPR terhadap kinerja Menteri Agama RI dalam penanganan jemaah haji Indonesia Tahun 2023.
“Perlu dievaluasi secara menyeluruh kinerja kementerian agama RI dan panitia haji Indonesia Tahun 2023,” ungkap seorang jemaah dari Sumatera Utara.
Eddi Gultom
Sumber Berita:
Suhartoyo Sulur
Karom 8 Kloter 4 Sumut Jemaah Haji Asal Kota Tebing Tinggi